Bentuk Kekejaman PKI Jakarta - Dalam kunjungan ke Museum Pengkhianatan PKI, ada beberapa pelajar SMP saat ditanya apa itu PKI, tidak a...
Bentuk Kekejaman PKI |
Jakarta - Dalam kunjungan ke
Museum Pengkhianatan PKI, ada beberapa pelajar SMP saat ditanya apa itu PKI,
tidak ada yang bisa menjawab. Ironis dan menyedihkan. Itulah akibat, pemerintah
menghapuskan materi tentang pemberontakan G30SPKI dalam kurikulum sejarah
pendidikan di Indonesia.
KH.
Cholil Ridwan dalam Apel Akbar Umat Islam Bersatu di Lubang Buaya, Kamis (1/10)
mendesak pemerintah agar memasukkan kembali kurikulum sejarah kekejian dan
pemberontakan PKI di sekolah-sekolah dan pesantren-pesantren agar
generasi muda mengetahui sejarah kelam bangsa Indonesia, sehingga tidak
terulang kembali di masa yang akan datang.
“Saat
ini buku sejarah tentang pemberontakan G30SPKI sudah dihapus. Jangan sampai
generasi sekarang dan yang akan datang melupakan sejarahnya. Mereka harus
memahami bahwa PKI itu pemberontak. Kekejaman PKI dan segala makarnya harus
dimasukkan kedalam buku pelajaran sejarah. Jika ada Mendikbud yang tidak
setuju, maka dia simpatisan PKI,” tegas KH. Cholil berapi-api.
Satu
hal, bangsa Indonesia atau umat Islam jangan menganggap PKI sudah bubar dan
tidak mungkin bangkit. Padahal, mereka aktif, bukan hanya di luar
negeri tapi juga dalam negeri. Saat ini, banyak anak-anak PKI tampil di kancah
politik. Diantara mereka ada yang menjadi anggota partai politik, calon
gubernur, wakil gubernur.
“Umat
Islam tidak boleh lengah. Kita harus menjaga diri dan keluarga kita dari
ideologi komunis yang akan menghantarkan Neraka. Terus beri
pengertian kepada anak cucu kita soal sesatnya ajaran Komunis.”
Umat
Islam, lanjut KH. Cholil, harus berjuang mengentaskan kemiskinan.
Karena kemiskinan menjadi pintu gerbang masuknya ideologi komunis. PKI dan
komunis ingin mengajak rakyat miskin untuk menjadi pengikut mereka. Karena itu
bebaskan umat Islam dari kemiskinan. (im/islampos.com)
COMMENTS