Jerman – Negara ini berpeluang menjadi negara berpenduduk umat Muslim terbesar di Eropa melampaui Perancis usai menerima gelombang peng...
Jerman – Negara ini berpeluang menjadi negara
berpenduduk umat Muslim terbesar di Eropa melampaui Perancis usai menerima
gelombang pengungsi dari Timur Tengah tahun ini. Seperti dikutip dari
Kantor Berita Islam Internasional (IINA) (30/09), kedatangan begitu banyak
warga Timur Tengah yang meninggalkan negara mereka karena berbagai alasan, secara
perlahan mengubah wajah populasi Muslim di Jerman, yang sampai saat ini masih
didominasi oleh keturunan Turki.
Gelombang kedatangan migran dari Turki
dimulai pada 1960-an dan mereka ketika itu dikenal dengan sebutan “pekerja
tamu”. Kemudian disusul dengan pengungsi dari Afghanistan, Irak dan negara
Islam lainnya.
Tapi pada saat sekarang ini, sebagian besar
pengungsi, sekitar 45 persen, berasal dari Suriah dan mereka berpeluang paling
besar untuk mendapatkan status sebagai pencari suaka politik.
Memang belum diketahui secara pasti dampak
jangka panjang terhadap Jerman, tidak seperti Inggris atau Perancis, tidak
mempunyai tradisi menerima pengungsi dari bekas jajahan. Kebanyakan masih
berjuang untuk mengatasi masalah yang dihadapi semua pengungsi, di antaranya
soal bahasa dan mendapatkan pekerjaan.
Perubahan pertama yang dipastikan terjadi
dalam wajah polusi Muslim di Jerman adalah dalam hal jumlah.
“Kita bisa saja memiliki 5 juta warga
Muslim,” kata Thomas Volk, seorang ahli tentang Islam dari Konrad Adenaeur Foundation,
sebuah kelompok pemikir yang bekerja sama dengan Partai Demokratik Kristen
Bersatu (CDU) pimpinan Kanselir Angela Merkel.
Tapi untuk saat ini, Perancis memiliki
populasi Muslim terbesar di Eropa, yaitu sekitar 5 juta, disusul Jerman dengan
jumlah 4 juta. Tapi menurut ahli, perkiraan jumlah yang dimiliki Perancis
terlalu tinggi.
Jerman diperkirakan menerima sekitar 800.000
pengungsi tahun ini, sebagian besar adalah warga Muslim dan jumlah tersebut
diperkirakan akan terus meningkat.
“Jumlah pengungsi yang mengalir tidak akan
otomatis berhenti pada 1 Januari 2016. Lagi pula, sebagian besar dari mereka
adalah pria dewasa, sehingga jumlah tersebut akan bertambah ketika mereka mulai
membangun keluarga,” kata Thomas Volk.
Para pengkritik Merkel mengkhawatirkan soal
keamanan karena membiarkan banyak pengungsi yang masuk tanpa seleksi ketat.
Tapi menurut pihak keamanan Jerman, tidak ditemukan satu pun diantara pengungsi
yang masuk dalam kelompok militan.
Yang menjadi pertanyaan selanjutnya adalah,
kelompok Muslim mana yang akan bergabung dengan kelompok minoritas yang
didominasi etnis Turki, yang berjumlah dua pertiga dari total populasi Muslim
Jerman.
Sebagian besar imigran Turki adalah kaum
pekerja miskin dan berasal dari area perkotaan yang sampai saat ini masih sulit
untuk berintegrasi dengan masyarakat Jerman. Pemerintah Turki telah
memperkuat jaringan diaspora di dalam negeri dengan membangun mesjid dan
mengirim banyak imam, yang sebagian besar tidak bisa berbahasa Jerman. (em/eramuslim)
COMMENTS